Langsung ke konten utama

Akhir Pekan di Pekanbaru

Kesan pertama ketika aku tiba di Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau, adalah betapa bersih dan tertatanya kota ini. Memasuki Jalan Jendral Sudirman, yang menjadi denyut nadi kota, mata kita dimanjakan oleh jalur hijau. Jalannya luas dan bersih.  Kendaraan, baik mobil dan motor, semuanya tertib.

Bangunan-bangunan dengan arsitektur Melayu sangat menarik perhatianku. Salah satunya Raja Ali Haji (Bandar Serai) di Jalan Sudirman atau lebih dikenal dengan nama Arena Purna MTQ. Tempat ini dulunya ditujukan untuk kegiatan Musabaqoh Tilawatil Quran Nasional ke-17 pada tahun 1994.  Di tengahnya terdapat Anjungan Seni Indus Tintin yang menjadi salah satu landmark budaya Pekanbaru, juga Akademi Kesenian Melayu Riau.  

Aku menyempatkan diri mengunjungi Museum Sang Nila Utama di Jalan Sudirman. Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda-benda seni dan budaya seperti pakaian adat, gaun pengantin, permainan rakyat seperti gasing, alat-alat musik dan benda-benda bersejarah lainnya dari berbagai daerah yang ada di Propinsi Riau. Tidak ada tiket masuk ke museum ini, gratis! Padahal banyak sekali ilmu yang bisa kita dapat.
Tidak jauh dari museum Sang Nila Utama, terdapat satu bangunan dengan arsitektur Melayu yang kental, yaitu Gedung Taman Budaya Riau. Gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni melayu Riau serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Dari museum, aku melanjutkan perjalanan ke Dekranasda Riau yang terletak di ujung jalan Sisingamangaraja. Dekranasda merupakan pusat cinderamata Riau terlengkap di Pekanbaru. Di sini kita bisa mendapatkan busana melayu Riau, batik Riau, kain tenun dan songket, serta berbagai kerajinan kayu dan lain-lain. Kita juga dapat melihat proses pembuatan batik Riau yang cantik dan kaya warna.

Siang harinya aku mampir ke Masjid Agung An-Nur untuk melaksanakan shalat zuhur. Masjid An-Nur merupakan masjid termegah di Riau saat ini. Masjid ini terletak di Jalan Hang Tuah, merupakan masjid propinsi dengan bentuk bangunan yang cantik, mempunyai fasilitas lengkap dan sebagai Islamic Centre. Lantai bawah masjid merupakan tempat sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Halaman depannya luas dengan kolam dan pelataran parkir. Lapangan ini digunakan untuk orang-orang berolahraga atau bersantai pada pagi dan sore hari. Di masjid ini tersedia fasilitas wifi gratis dan tanpa user logon/password! Jadi, bukan cafe-cafe atau resto saja yang ada fasilitas free wifi, mesjid pun bisa menyediakan fasilitas ini. Cara yang bagus untuk membuat orang betah di masjid.

Mau mencari oleh-oleh atau keperluan lain di Pekanbaru? Kita bisa mencarinya di Pasar Bawah di ujung Jalan Ahmad Yani, di pinggir Sungai Siak. Aku menemukan banyak kios yang menjual camilan impor dari Singapura, Malaysia dan Batam. Di sini juga pusatnya keramik unggulan yang didatangkan dari Taiwan, Cina dan Italia. Suasana pasarnya ramai tapi bersih dan tidak sumpek. Aku merasa beruntung karena bisa menemukan cincin dan gelang cantik dari Thailand. Akhir perjalanan yang menyenangkan.

Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang Pekanbaru, kamu bisa klik di sini

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

For Your Information

Libur akhir pekan kemarin saya mengajak keponakan untuk nge-trip ke Kuala Lumpur dan ini untuk pertama kalinya saya liburan bersama keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua kandung mereka. Lalu, apa sajakah dokumen yang harus kita lengkapi jika membawa keponakan (atau mungkin cucu karna kemarin ada juga traveller yang bawa cucunya) ke LN tanpa didampingi orang tua mereka? Pertama, yang pasti paspor keponakan harus kudu wajib dibawa :D Kedua, surat pernyataan dari kedua orang tua bahwa mereka mengizinkan kita sebagai wali dari si anak dan akan bertanggungjawab penuh terhadap si anak.  Pihak imigrasi menyarankan surat ini dibuat beberapa rangkap sesuai jumlah negara yang akan kita kunjungi. Ketiga, tiket kembali ke Indonesia.  Ini untuk memastikan bahwa kita benar-benar liburan, berobat atau keperluan lain yang memang batas waktunya jelas, bukan mau bawa kabur si anak. Berikut contoh Surat Pernyataan untuk membawa keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua mereka: ------

Kampung Arab Al Munawar Palembang

Palembang memiliki berbagai etnis didalam masyarakatnya. Ada etnis Tionghoa, etnis India, etnis Arab dan lain-lain. Setiap etnis memiliki komunitasnya masing-masing. Baik itu berupa tempat tinggal, organisasi, maupun hanya sekedar perkumpulan. Tempat tinggal atau pemukiman yang ada di suatu masyarakat etnis tertentu, sebagian besar adalah masyarakat dari etnis tersebut. Misalnya, sekumpulan masyarakat yang berasal dari Arab, bermukim di suatu tempat besar, dinamakan Kampung Arab.

Belajar Filosofi dan Adat Istiadat dari Rumah Limas

Taukah teman-teman bahwa rumah yang terdapat pada gambar di lembar uang sepuluh  ribuan emisi 2005 dan 2010 adalah Rumah Limas Palembang?  Rumah ini berada di Kompleks Museum Balaputra Dewa, Jalan Srijaya I no. 288 Km 5,5 Palembang. Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, pastinya rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dan mempunyai filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Asli! Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda. Ada satu hal yang menarik ketika saya berkunjung ke sini.  Di dalam rumah limas terdapat Timbangan Cinta. Timbangan ini berbentuk timbangan yang dibalut kain s