Langsung ke konten utama

Sabang, di sini kecantikan Indonesia berawal



Kampung nelayan Ie Meulee


Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota ini berbentuk kepulauan dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar, dengan luas 121 km2.  Kali ini kami akan eksplore Pulau Weh saja, tidak hopping island ke pulau-pulau lainnya.  Ini adalah kunjungan kedua dan kami mencari destinasi lain yang tidak begitu turistik tapi menarik untuk spot foto.
Kami menumpang kapal cepat Bahari dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.  Kapal berangkat pukul 9.30 WIB dan sampai di Balohan pukul 10.20 WIB. Kapalnya sangat bersih, dilengkapi dengan jaket pelampung di bawah kursi masing-masing penumpang.  Ini hal pertama yang selalu saya cek jika menumpang kapal laut.
Saat peak season, tarif tiket disamakan tanpa pembagian kelas yaitu sebesar Rp. 80.000,-

Sampai di Balohan, kami dijemput Bang Haris, driver merangkap pemandu selama di Sabang. Lets go!

Beberapa destinasi yang menarik dikunjungi di Sabang:

1. Tugu Kilometer Nol Indonesia  

Tugu Kilometer Nol Indonesia terletak di Hutan Wisata Sabang, Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya. Sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Tugu ini sedang dalam tahap penyelesaian renovasi.

Tugu Kilometer Nol Indonesia

Setelah berkunjung ke sini, kita bisa mengajukan pembuatan Sertifikat Nol Indonesia di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang di Jalan Diponegoro no 1, Sabang.  Pemerintah setempat berencana membuat kantor di dekat tugu  yang akan melayani pengurusan sertifikat di lokasi wisata. Hal ini untuk mencegah seseorang memalsukan perjalanannya ke Titik Nol Kilometer Sabang yang selama ini marak terjadi.  Saat ini harga resmi pembuatan sertifikat adalah Rp. 20.000,- per orang.

2. Pantai Iboih

Pantai Iboih menawarkan kecantikan bawah laut yang alami. Air lautnya begitu jernih.  Jika menyelam, kita akan disambut oleh ikan-ikan dan terumbu karang yang cantik. Pantai Iboih menjadi salah satu titik snorkling tujuan wisatawan jika ke Sabang.

3. Goa Sarang Sabang

Kawasan Taman Wisata Goa Sarang adalah milik pribadi salah satu warga Sabang namun dibuka untuk umum dan tarif masuk kawasan ini hanya Rp. 5.000,- per orang.
Baru memasuki kawasan parkirnya saja kita sudah disuguhi pemandangan yang ruaaarrr biasa!

View dari Taman Wisata Goa Sarang

Goa Sarang merupakan goa alami yang berada dibalik gunung Sabang, dihuni oleh kelelawar buah dan burung walet. Goa Sarang dapat ditempuh melalui jalur darat melewati The Pade Resort dilanjutkan melewati destinasi wisata batu kapal dan goa kelelawar. Bagi yang menggunakan jalur darat tidak bisa langsung masuk kedalam goa sarang karena untuk mencapai mulut goa harus berenang atau menggunakan perahu.  

Jika ingin melalui jalur laut, kita bisa  menggunakan perahu masyarakat setempat atau speadboat  yang bisa disewa di Pantai Pasir Putih atau dari Balohan melewati Gunung Merapi Jaboi dan pemandian air panas Keunekai. Untuk anda yang ingin menempuh jalur laut harus didampingi oleh guide yang berpengalaman karena Goa Sarang hanya bisa dimasuki jika air laut sedang surut. Air laut yang sedang pasang akan menutup pintu goa. 

Kami memilih jalur darat untuk menuju Goa Sarang.  Untuk mencapai goa, kami harus menuruni anak tangga sejauh kurang lebih 120 meter.  Ketika mencapai pantai, batu-batu hitam tampak tersusun di tepian, disertai deru ombak yang menampar bebatuan.  Kami menjadikan bebatuan sebagai pijakan.  Harus hati-hati melangkah di sini, sebaiknya gunakan sepatu kets atau nyeker sekalian.

Goa Sarang beberapa puluh meter lagi
 di sebelah kiri

Sayangnya, ketika beberapa puluh meter lagi kami mendekati gua, Bang Haris memberi tahu bahwa air mulai pasang dan kami harus segera kembali ke atas.  Itu artinya kami harus kembali ke sini lagi suatu saat nanti, melihat stalaktit, kelelawar buah dan burung walet di dalam gua.

4. Pantai Anoi Itam

Setelah dari Goa Sarang, kami melanjutkan perjalanan ke arah kota.  Beberapa spot cantik kami jumpai.  Salah satunya pemandangan Pulau Klah dari ketinggian.  Ada penjual kelapa muda dan rujak Sabang di sini.  Kita bisa menikmati keindahan Pulau Klah yang tepat berada di jantung teluk Sabang sambil menikmati kelapa muda dan rujak yang pas banget rasa bumbunya.

Yeay, saya pernah ada di sini!

Destinasi berikutnya adalah Pantai Anoi Itam.  Anoi itam dalam Bahasa Indonesia berarti pasir hitam. Kilauan pasir hitam yang disapu air laut membuatnya berkilau eksotis. Batu-batu kapur yang berwarna putih di sekelilingnya tampak kontras serta memberi sensasi keindahan tersendiri.

Pantai Anoi Itam

5.  Puncak GT

Puncak Cot Bak Geuthom atau lebih dikenal dengan sebutan Puncak GT menawarkan pemandangan yang indah.  Dari puncak akan nampak jalan yang berkelok-kelok, bentangan laut biru dan kapal-kapal di Pelabuhan Balohan.  Telah disediakan anjungan bagi wisatawan untuk berfoto di sini atau sekedar menikmati suguhan alam Sabang yang mempesona.

Puncak GT

6. Kawah Gunung Jaboi

Sabang tidak saja menyuguhkan wisata  bahari dan kuliner. Ada satu destinasi yang juga menarik untuk dikunjungi, yaitu kawah Gunung Jaboi yang terletak di Gampong Jaboi, Sabang.

Lubang-lubang kecil pada kawah

Gunung yang masih aktif ini bisa ditempuh sekitar 15 kilometer dari pusat kota Sabang. Gunung Jaboi memiliki lima kawah yang masih aktif akibat adanya aktivitas panas bumi. Uap panas dengan aroma belerang menyembur dari ratusan lubang-lubang kecil di tanah. Di kawasan gunung api Jaboi terdapat sumber air panas dan belerang yang menjadi ciri khas gunung api aktif. Kawah gunung ini masih jarang dikunjungi oleh wisatawan. Saat berkunjung ke sini, kami hanya bertemu wisatawan mancanegara yang sedang mengamati aktifitas kawah. Jika Anda suka dengan aktifitas mendaki atau trekking, Anda bisa mendaki sampai kawah kelima.  Saya hanya mencapai kawah pertama karena memang tidak menyiapkan diri untuk mendaki.

7. Gampong Ie Meulee

Gampong Ie Meulee adalah kampung nelayan. Di sini terdapat sebuah pantai tempat nelayan melabuhkan kapal-kapal mereka yang cantik berwarna-warni.  Terdapat sebuah talud yang berfungsi melindungi perahu-perahu nelayan dari gelombang besar yang datang dari selat Malaka dan perairan Andaman.  Pantai ini juga menjadi tempat bongkar muat hasil tangkapan, pengisian bahan bakar dan logistik.

8. Sunset di Sabang Fair

Menjelang petang, saya memutuskan untuk menikmati sunset di Sabang Fair.  Menunggu matahari kembali ke peraduannya memberi sensasi tersendiri buat kami dan selalu kami buru. Melihat langit dan laut perlahan mulai jingga, detik-detik saat matahari bersembunyi di balik bukit Sabang adalah sebuah pemandangan yang luar biasa indah.

Ketika matahari senja menyapa
 dengan cara yang indah

9. Sate Gurita

Tidak lengkap jika berwisata ke suatu tempat tanpa menikmati kulinernya.  Ada beberapa kuliner Sabang yang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan, diantaranya Mie Jalak, Mie Sedap, Mie Pingsung dan kue Sabang. Kali ini yang membuat saya penasaran ingin mencoba adalah sate gurita.  Saya membayangkan hewan moluska yang cantik ini dibakar utuh dan pastinya akan sedikit membuat geli ketika melihatnya, ternyata tidak. 
Gurita dipotong dadu, ditusukan pada tusuk sate dan dibakar hingga matang.  Ada dua pilihan rasa, bumbu kacang dan bumbu Padang. Top banget, dagingnya tidak alot dan tidak tercium bau amis!
Harganya Rp. 15.000,- per porsi. Mau mencoba?

Nyam nyam! 😋

Saya makan di Sate Gurita Ajo Minang Tanjung di daerah Lhok Panglima. Jika bingung mencari Lhok Panglima, bisa mencoba di Taman Wisata Kuliner Sabang Fair atau pada pedagang sate gurita lainnya yang bisa kita temui di pusat jajanan kuliner malam Sabang. Oh iya, sate gurita hanya dijual saat sore hingga malam hari.

10. Kedai Kopi 

Aceh terkenal dengan sebutan Negeri Sejuta Kedai Kopi. Kopi-kopi dari Aceh sudah sangat populer. Racikan yang pas membuat saya yang awalnya tidak suka kopi jadi ingin mencoba. Jika tetap tak suka kopi, kita bisa mencoba teh tarik atau minuman ringan lainnya. Duduk di kedai kopi sambil mengobrol dan menikmati cemilan ringan sudah menjadi budaya di Aceh, begitu juga di Sabang. 

Kami menghabiskan malam ini dengan menikmati kopi panas dan mie aceh di De Sagoe Kuphie sambil mengobrol tentang betapa kaya Indonesia.

Ngupi, yuks!

Selama di Sabang kami menginap di Casa Nemo Beach Resort, sebuah resort yang nyaman di tepi Pantai Sumur Tiga. Konon katanya, disebut Pantai Sumur Tiga karena pantai yang panjang dan berpasir putih halus ini mempunyai tiga buah sumur yang berair tawar padahal letaknya di dekat bibir pantai.  Salah satu sumurnya tepat berada di depan cottage yang saya tempati. Setiap malam Minggu, ada live music di sini. Kita bisa menikmatinya sambil makan malam di tepi pantai, bersama keluarga atau sahabat. Bagi yang suka tempat sunyi untuk melarikan diri dari keriuhan kota, saya rekomendasikan tempat ini sebagai alternatif untuk menginap.

Yang mau honeymoon, hayuuu! 😍

Jika Anda tertarik untuk ke Sabang, ada alternatif transportasi untuk menuju ke sana.  Anda bisa menggunakan transportasi laut dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh menuju ke Pelabuhan Balohan, Sabang, setiap hari pulang pergi. Tersedia juga penerbangan Garuda Indonesia dua kali dalam seminggu dan Wings Air tiga kali dalam seminggu dari Medan menuju Sabang dan sebaliknya. Ketersediaan jadwal penerbangan dapat dicek pada situs masing-masing maskapai.

Happy holiday!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

For Your Information

Libur akhir pekan kemarin saya mengajak keponakan untuk nge-trip ke Kuala Lumpur dan ini untuk pertama kalinya saya liburan bersama keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua kandung mereka. Lalu, apa sajakah dokumen yang harus kita lengkapi jika membawa keponakan (atau mungkin cucu karna kemarin ada juga traveller yang bawa cucunya) ke LN tanpa didampingi orang tua mereka? Pertama, yang pasti paspor keponakan harus kudu wajib dibawa :D Kedua, surat pernyataan dari kedua orang tua bahwa mereka mengizinkan kita sebagai wali dari si anak dan akan bertanggungjawab penuh terhadap si anak.  Pihak imigrasi menyarankan surat ini dibuat beberapa rangkap sesuai jumlah negara yang akan kita kunjungi. Ketiga, tiket kembali ke Indonesia.  Ini untuk memastikan bahwa kita benar-benar liburan, berobat atau keperluan lain yang memang batas waktunya jelas, bukan mau bawa kabur si anak. Berikut contoh Surat Pernyataan untuk membawa keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua mereka: ------

Kampung Arab Al Munawar Palembang

Palembang memiliki berbagai etnis didalam masyarakatnya. Ada etnis Tionghoa, etnis India, etnis Arab dan lain-lain. Setiap etnis memiliki komunitasnya masing-masing. Baik itu berupa tempat tinggal, organisasi, maupun hanya sekedar perkumpulan. Tempat tinggal atau pemukiman yang ada di suatu masyarakat etnis tertentu, sebagian besar adalah masyarakat dari etnis tersebut. Misalnya, sekumpulan masyarakat yang berasal dari Arab, bermukim di suatu tempat besar, dinamakan Kampung Arab.

Belajar Filosofi dan Adat Istiadat dari Rumah Limas

Taukah teman-teman bahwa rumah yang terdapat pada gambar di lembar uang sepuluh  ribuan emisi 2005 dan 2010 adalah Rumah Limas Palembang?  Rumah ini berada di Kompleks Museum Balaputra Dewa, Jalan Srijaya I no. 288 Km 5,5 Palembang. Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, pastinya rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dan mempunyai filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Asli! Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda. Ada satu hal yang menarik ketika saya berkunjung ke sini.  Di dalam rumah limas terdapat Timbangan Cinta. Timbangan ini berbentuk timbangan yang dibalut kain s