Langsung ke konten utama

Kepulauan Banyak yang Cantik


Menunggu sunset di Malelo

Aceh punya banyak destinasi wisata yang cantik. Seperti Kepulauan Banyak, berupa gugusan pulau kecil yang eksotis. Sudah tahu belum?

Kepulauan Banyak adalah gugusan pulau kecil yang berjumlah sekitar 99 pulau berada di Kabupaten Aceh Singkil provinsi Aceh, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Tepatnya di ujung sebelah barat Pulau Sumatera.

Lokasi ini dapat dicapai melalui Desa Pulo Saruk, Aceh singkil, dengan menggunakan ferry selama 4 jam yang berlayar setiap hari Selasa dan Jumat atau menggunakan perahu nelayan yang berlayar setiap hari. Dari Kota Medan, kita bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat ke Desa Pulo Saruk selama 8 jam perjalanan.

Laut Kepulauan Banyak menyajikan pemandangan alam berupa terumbu karang dengan flora dan fauna laut yang khas yaitu tumbuhan laut dan ikan-ikan karang yang beraneka warna dan berbagai ukuran. Beberapa areal wisata di daerah ini adalah Pantai Pulau Palambak, Balai, Tailana, Rago-rago, Matahari, Pabisi dan Sikandang. Kepulauan Banyak merupakan tempat yang indah dengan pantai yang berkarang dan airnya yang hijau jernih, sehingga karang-karang yang berada pada kedalaman lebih dari 3 meter terlihat jelas dari atas perahu.

Terdapat beberapa cottage sederhana di Pulau Palambak dan Pulau Tailana. Karena jumlahnya yang hanya sedikit, kita harus pesan satu bulan sebelumnya. Bahkan saat peak season, sudah full booked sejak 2 bulan sebelum hari kunjungan. Saya sarankan untuk tidak go show di saat peak season. Di Pulau Balai, terdapat beberapa penginapan sederhana dan cukup nyaman.

Tapi jangan khawatir, bagi teman-teman yang suka berinteraksi dengan penduduk setempat, ada beberapa rumah penduduk yang bisa kita tempati dengan tarif yang sangat murah. 

Ketika matahari mengucapkan selamat malam dengan cara yang indah

Saya juga tinggal di rumah penduduk yang kebetulan kosong di Pulau Balai. Saya dapat menyaksikan matahari terbit dari jendela dapur rumah penduduk yang saya tempati. Sebuah pemandangan yang memukau dan selalu saya buru.

Asiknya tinggal di rumah penduduk, kita bisa memilih menu apa yang ingin disajikan. Ikan laut sambal balado, ikan laut dibungkus daun pisang kemudian dibakar atau lobster goreng. Dan saya cicipi semua menu yang ditawarkan. Harganya wajar banget menurut saya, tidak ngembat ala ala tempat wisata. 

Calon menu makan siang saya nih 😋

Keuntungan lain, kita bisa berinteraksi dengan penduduk setempat yang ramah. Saya bertemu perempuan-perempuan Pulau Balai yang akan berkebun.

Mereka mendayung sendiri perahu yang akan membawa mereka ke ladang di pulau seberang. Butuh waktu sekitar 30 menit berperahu untuk sampai ke tujuan. Mereka menawari saya untuk ikut dan saya menggeleng sambil tersenyum takjub. Speechless.

Terdapat sebuah spot untuk menunggu sunset di Kepulauan Banyak, yaitu Pulau Malelo. Pulau Malelo merupakan daratan kecil di tengah laut, luasnya hanya sekitar 15 x 5 m. Bentuknya yang hanya seperti pasir timbul dan beberapa pohon kelapa yang sudah mati menjadikannya tempat yang juga menarik untuk spot berfoto.

Jika kita ingin menikmati keindahan gugusan pulau-pulau di Kepulauan Banyak dari ketinggian, kita bisa naik ke puncak mercusuar di Pulau Rangit Kecil. Kita juga bisa melihat gradasi warna laut yang sangat memukau.

Mercusuar di Pulau Rangit

Beach is a perfect destination to get a tan skin. Saya dan travel mates pun menjadi gelap mengkilap! Masih ada satu pulau eksotis lagi yang belum kami kunjungi, Pulau Bangkaru. Pulau Bangkaru memiliki pantai, pantai Amandangan dan pantai Pelanggaran, yang merupakan tempat bertelurnya penyu hijau, penyu belimbing dan penyu sisik.

Selain itu, kedua pantai ini merupakan salah satu tempat favorit untuk melakukan surfing dengan ombak yang mencapai ketinggian hingga 5 meter. Dari informasi yang saya dapat, jika ingin ke Pulau Bangkaru, kita sebaiknya didampingi tour guide karena harus memiliki izin untuk menginap dan melihat penyu bertelur saat malam hari. Selain itu, karena ombak menuju ke sana cukup tinggi, dibutuhkan kapten speed boat yang berpengalaman. Pengen ke sini suatu saat?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

For Your Information

Libur akhir pekan kemarin saya mengajak keponakan untuk nge-trip ke Kuala Lumpur dan ini untuk pertama kalinya saya liburan bersama keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua kandung mereka. Lalu, apa sajakah dokumen yang harus kita lengkapi jika membawa keponakan (atau mungkin cucu karna kemarin ada juga traveller yang bawa cucunya) ke LN tanpa didampingi orang tua mereka? Pertama, yang pasti paspor keponakan harus kudu wajib dibawa :D Kedua, surat pernyataan dari kedua orang tua bahwa mereka mengizinkan kita sebagai wali dari si anak dan akan bertanggungjawab penuh terhadap si anak.  Pihak imigrasi menyarankan surat ini dibuat beberapa rangkap sesuai jumlah negara yang akan kita kunjungi. Ketiga, tiket kembali ke Indonesia.  Ini untuk memastikan bahwa kita benar-benar liburan, berobat atau keperluan lain yang memang batas waktunya jelas, bukan mau bawa kabur si anak. Berikut contoh Surat Pernyataan untuk membawa keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua mereka: ------

Kampung Arab Al Munawar Palembang

Palembang memiliki berbagai etnis didalam masyarakatnya. Ada etnis Tionghoa, etnis India, etnis Arab dan lain-lain. Setiap etnis memiliki komunitasnya masing-masing. Baik itu berupa tempat tinggal, organisasi, maupun hanya sekedar perkumpulan. Tempat tinggal atau pemukiman yang ada di suatu masyarakat etnis tertentu, sebagian besar adalah masyarakat dari etnis tersebut. Misalnya, sekumpulan masyarakat yang berasal dari Arab, bermukim di suatu tempat besar, dinamakan Kampung Arab.

Belajar Filosofi dan Adat Istiadat dari Rumah Limas

Taukah teman-teman bahwa rumah yang terdapat pada gambar di lembar uang sepuluh  ribuan emisi 2005 dan 2010 adalah Rumah Limas Palembang?  Rumah ini berada di Kompleks Museum Balaputra Dewa, Jalan Srijaya I no. 288 Km 5,5 Palembang. Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, pastinya rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dan mempunyai filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Asli! Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda. Ada satu hal yang menarik ketika saya berkunjung ke sini.  Di dalam rumah limas terdapat Timbangan Cinta. Timbangan ini berbentuk timbangan yang dibalut kain s