Langsung ke konten utama

Siwaluh Jabu, Rumah Adat Karo di Desa Dokan



Desa Dokan terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sekitar 95 km dari Kota Medan. Desa Dokan telah dijadikan Desa Wisata oleh pemerintah setempat.

Kain sebagai pembatas disampirkan disiang hari

Di desa ini terdapat beberapa rumah adat Siwaluh Jabu, disebut demikian karena rumah ini memiliki delapan jabu atau ruangan yang dihuni oleh delapan keluarga, yang memiliki hubungan kekerabatan, hidup berdampingan hanya berbatas kain panjang.  Kain-kain panjang ini akan dilipat atau disampirkan pada pagi hari dan dipasang kembali saat tidur menjelang.  Masing-masing jabu hanya berukuran sekitar 2 x 3 m saja.

Mencuci pakaian di teras Siwaluh Jabu

Rumah adat ini memiliki delapan tungku masak.  Diatas tungku terdapat para atau rak, tempat menyimpan bumbu dapur, ikan, daging dan perlengkapan masak lainnya.  Asap dari tungku akan naik ke bubungan, menjadikan bubungan hitam legam.

Opung, penghuni tertua Siwaluh Jabu yang saya kunjungi

Siwaluh Jabu memiliki delapan jendela dan dua pintu.  Satu pintu terdapat dibagian depan dan satu pintu lagi dibagian belakang.  Pintu ini berukuran kecil, melambangkan jalan lahir.  Empat keluarga akan keluar masuk dari pintu depan dan empat keluarga lainnya akan keluar masuk dari pintu belakang, ini adalah kesepakatan penghuni Siwaluh Jabu, tujuannya agar memudahkan mobilisasi.

Bubungan rumah digunakan untuk menyimpan hasil kebun, sedangkan bagian bawah rumah dimanfaatkan untuk kandang ayam, babi, kerbau dan menyimpan kayu bakar.

Uniknya, bahan bangunan yang terbuat dari kayu, bambu dan ijuk ini tidak dipaku atau diikat dengan tali atau pun kawat, melainkan dirakit saling mengait.

Ada satu lagi keunikannya, ketika iseng aku tanyakan, 'Bagaimana kalo mau..hm, making love?'.  Mereka tersenyum penuh arti.  Ada semacam kode-kode tertentu, kalau ada pasangan suami istri yang akan making love, maka anggota keluarga lain akan mencari kesibukan diluar rumah 😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

For Your Information

Libur akhir pekan kemarin saya mengajak keponakan untuk nge-trip ke Kuala Lumpur dan ini untuk pertama kalinya saya liburan bersama keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua kandung mereka. Lalu, apa sajakah dokumen yang harus kita lengkapi jika membawa keponakan (atau mungkin cucu karna kemarin ada juga traveller yang bawa cucunya) ke LN tanpa didampingi orang tua mereka? Pertama, yang pasti paspor keponakan harus kudu wajib dibawa :D Kedua, surat pernyataan dari kedua orang tua bahwa mereka mengizinkan kita sebagai wali dari si anak dan akan bertanggungjawab penuh terhadap si anak.  Pihak imigrasi menyarankan surat ini dibuat beberapa rangkap sesuai jumlah negara yang akan kita kunjungi. Ketiga, tiket kembali ke Indonesia.  Ini untuk memastikan bahwa kita benar-benar liburan, berobat atau keperluan lain yang memang batas waktunya jelas, bukan mau bawa kabur si anak. Berikut contoh Surat Pernyataan untuk membawa keponakan ke LN tanpa didampingi orang tua mereka: ------

Kampung Arab Al Munawar Palembang

Palembang memiliki berbagai etnis didalam masyarakatnya. Ada etnis Tionghoa, etnis India, etnis Arab dan lain-lain. Setiap etnis memiliki komunitasnya masing-masing. Baik itu berupa tempat tinggal, organisasi, maupun hanya sekedar perkumpulan. Tempat tinggal atau pemukiman yang ada di suatu masyarakat etnis tertentu, sebagian besar adalah masyarakat dari etnis tersebut. Misalnya, sekumpulan masyarakat yang berasal dari Arab, bermukim di suatu tempat besar, dinamakan Kampung Arab.

Belajar Filosofi dan Adat Istiadat dari Rumah Limas

Taukah teman-teman bahwa rumah yang terdapat pada gambar di lembar uang sepuluh  ribuan emisi 2005 dan 2010 adalah Rumah Limas Palembang?  Rumah ini berada di Kompleks Museum Balaputra Dewa, Jalan Srijaya I no. 288 Km 5,5 Palembang. Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, pastinya rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dan mempunyai filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Asli! Adat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda. Ada satu hal yang menarik ketika saya berkunjung ke sini.  Di dalam rumah limas terdapat Timbangan Cinta. Timbangan ini berbentuk timbangan yang dibalut kain s